Ini
lah daftar orang terkejam di dunia yang tidak mempunya keprikemanusiaan
dan prikeadilan,bahwa mereka merencanakan sesuatu demi kepribadian
sendiri dan tanpa mengetahui nasib orang laen.Dan kami sebagai
photografer di seluru dunia mengpoling daftar penjahat terkejam yang
membantai seluruh umat manusia lewat majalah publizer dunia,daftar
penjahat terkejam itu sebagai berikut ini :
Ia
tampil sebagai pemimpin partai komunis dalam negara Uni Republik
Soviet Sosialis.Saingan utama Stalin adalah Leon Trotsky, Leon berhasil
diusir keluar dari Rusia kemudian dibunuh. Menjelang tahun 1929
Stalin menjadi kepala negara. Ia memperlakukan saingannya atau
siapapun yang melawannya degan kejam mereka semua dihukum mati sebagai
mesuh negara Sovyet atau menjebloskannya ke dalam kampkamp penjara.
Dalam Perang Dunia II (1939-1945) Rusia berperang dengan Inggris serta
Amerika Serikat melawan Jerman. Tetapi seusai perang Stalin ”
memasang Tirai Besi” antara sekutu Barat dan Rusia dan sebagian besar
negara di Eropa Timur dijadikan negara Komunis. Stalin berkuasa sampai
akhir hayatnya pada usia 73 tahun. Pada masa pemerintahannya ia tidak
hanya mengawasi seluruh negara Rusia, melainkan juga negara-negara di
luar Rusia.
2. Mao Zedong
Mao
Zedong (Shaoshan, Hunan, 26 Desember 1893 – Beijing, 9 September
1976), adalah nama seorang tokoh filsuf dan pendiri negara Republik
Rakyat Cina.
Mao dan Partainya
Partai
Mao didirikan pada tahun 1921 dan Mao semakin hari semakin vokal.
Antara tahun 1934 – 1935 ia memegang peran utama dan memimpin Tentara
Merah Cina menjalani “Mars Panjang”. Lalu semenjak tahun 1937 ia ikut
menolong memerangi Tentara Dai Nippon yang menduduki banyak wilayah
Cina. Akhirnya Perang Dunia II berakhir dan perang saudara berkobar
lagi. Dalam perang yang melawan kaum nasionalis ini, Mao menjadi
pemimpin kaum Merah dan akhirnya ia menangkan pada tahun 1949. Pada
tanggal 1 Oktober tahun 1949, Republik Rakyat Cina diproklamasikan dan
pemimpin Cina nasionalis; Chiang Kai Shek melarikan diri ke Taiwan.
Mao dan Kebijakan Politiknya
Mao
membedakan dua jenis konflik; konflik antagonis dan konflik
non-antagonis. Konflik antagonis menurutnya hanya bisa dipecahkan
dengan sebuah pertempuran saja sedangkan konflik non-antagonis bisa
dipecahkan dengan sebuah diskusi. Menurut Mao konflik antara para buruh
dan pekerja dengan kaum kapitalis adalah sebuah konflik antagonis
sedangkan konflik antara rakyat Cina dengan Partai adalah sebuah
konflik non-antagonis.
Pada
tahun 1956 Mao memperkenalkan sebuah kebijakan politik baru di mana
kaum intelektual boleh mengeluarkan pendapat mereka sebagai kompromis
terhadap Partai yang menekannya karena ingin menghindari penindasan
kejam disertai dengan motto: “Biarkan seratus bunga berkembang dan
seratus pikiran yang berbeda-beda bersaing.” Tetapi ironisnya kebijakan
politik ini gagal: kaum intelektual merasa tidak puas dan banyak
mengeluarkan kritik. Mao sendiri berpendapat bahwa ia telah dikhianati
oleh mereka dan ia membalas dendam. Sekitar 700.000 anggota kaum
intelektual ditangkapinya dan disuruh bekerja paksa di daerah pedesaan.
Mao
percaya akan sebuah revolusi yang kekal sifatnya. Ia juga percaya
bahwa setiap revolusi pasti menghasilkan kaum kontra-revolusioner. Oleh
karena itu secara teratur ia memberantas dan menangkapi apa yang ia
anggap lawan-lawan politiknya dan para pengkhianat atau kaum
kontra-revolusioner. Peristiwa yang paling dramatis dan mengenaskan
hati ialah peristiwa Revolusi Kebudayaan yang terjadi pada tahun 1966.
Pada tahun 1960an para mahasiswa di seluruh dunia memang pada
senang-senangnya memberontak terhadap apa yang mereka anggap The
Establishment atau kaum yang memerintah. Begitu pula di Cina. Bedanya
di Cina mereka didukung oleh para dosen-dosen mereka dan
pembesar-pembesar Partai termasuk Mao sendiri.
Para mahasiswa
dan dosen mendirikan apa yang disebut Garda Merah, yaitu sebuah unit
paramiliter. Dibekali dengan Buku Merah Mao, mereka menyerang
antek-antek kapitalisme dan pengaruh-pengaruh Barat serta kaum
kontra-revolusioner lainnya. Sebagai contoh fanatisme mereka, mereka
antara lain menolak berhenti di jalan raya apabila lampu merah menyala
karena mereka berpendapat bahwa warna merah, yang merupakan simbol
sosialisme tidak mungkin mengartikan sesuatu yang berhenti. Maka para
anggota Garda Merah ini pada tahun 1966 sangat membabi buta dalam
memberantas kaum kontra revolusioner sehingga negara Cina dalam keadaan
amat genting dan hampir hancur; ekonominyapun tak jalan. Akhirnya Mao
terpaksa menurunkan Tentara Pembebasan Rakyat untuk menanggulangi
mereka dan membendung fanatisme mereka. Hasilnya adalah perang saudara
yang baru berakhir pada tahun 1968.
G-30-S PKI dan Keterlibatan Mao
Masa
Revolusi Kebudayaan Cina juga bertepatan dengan masa-masa
pemberontakan G-30-S PKI di Indonesia di mana beberapa kalangan di
Indonesia menuduh orang-orang dari Republik Rakyat Cina sebagai
dalangnya. Mao menyangkalnya dan hubungan antara Indonesia dan RRT yang
sebelumnya hangat menjadi sangat dingin sampai hubungan diplomatik
dibuka kembali pada tahun 1990, jauh setelah Mao meninggal dunia.
Kegagalan Mao
Pada
tahun 1958 Mao meluncurkan apa yang ia sebut Lompatan Jauh ke Depan
di mana daerah pedesaan direorganisasi secara total. Di mana-mana
didirikan perkumpulan-perkumpulan desa (komune). Secara ekonomis
ternyata ini semua gagal. Komune-komune ini menjadi satuan-satuan yang
terlalu besar dan tak bisa terurusi. Diperkirakan kurang lebih hampir
20 juta jiwa penduduk Cina kala itu tewas secara sia-sia.
3. Adolf Hitler
3. Adolf Hitler
Adolf
Hitler (20 April 1889 – 30 April 1945) adalah Kanselir Jerman dari
tahun 1933 dan Führer (Pemimpin) (Reich ketiga) Jerman sejak 1934 hingga
ia meninggal. Pada 2 Agustus 1934, ia menjadi diktator Jerman setelah
Presiden Von Hindenburg meninggal. Ia menyatukan jabatan kanselir dan
presiden menjadi Führer sekaligus menjadikan Nazi sebagai partai
tunggal di Jerman. Ia juga seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis
(National Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische
Deutsche Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan Nazi. Nazi secara
resmi dibubarkan setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II yang besar
karena sistem kediktatoran Hitler. Hitler seorang orator yang
berkharisma, Hitler merupakan salah satu pemimpin yang paling
berpengaruh di dunia.Ketika Perang Dunia II akan berakhir, Hitler
bunuh diri di bunker bawah tanah-nya di Berlin bersama istrinya yang
dinikahinya belum lama di dalam bunker, Eva Braun.
Nazi
Hitler
kemudian berkecimpung secara langsung dalam politik dan menjadi
pengurus Partai Buruh Jerman (bahasa Jerman: Deutsche
Arbeiterpartei/DAP) pada bulan Juli 1921. Hitler menggunakan kebolehan
berpidatonya untuk menjadi ketua partai. Dia kemudian menukar nama DAP
menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau
partai Nazi.Pada tahun 1929 NSDAP menjadi pemenang mayoritas dalam
pemilihan umum di kota Coburg, dan kemudian memenangi pemilu daerah
Thüringen. Presiden Jerman masa itu, Paul von Hindenburg akhirnya
melantik Hitler sebagai Kanselir.
Hitler dan Teori Darwin
Teori
Darwin telah memasuki benak Hitler, bahkan meresap sampai ke tulang
sumsum. Hal ini amat terasa dalam bukunya Mein Kampf (Perjuanganku). Ia
menyamakan ras non-Eropa sebagai kera.
Dari
dalam dirinya tumbuh ‘kekuatan’ yang mendapat inspirasi dari teori
Darwin bahwa untuk mempertahankan hidup manusia harus bertarung. Ia
menerjemahkan impiannya dengan menyerang Austria, Cekoslowakia,
Perancis, Rusia, dll. Malah terbersit nafsu menguasai seluruh dunia. Ia
melansir konsep eugenetika yang menjadi dasar pijakan pandangan
evolusionis Nazi. Eugenetika berarti ‘perbaikan’ ras manusia dengan
membuang orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu
sehat. Sehingga menurut teori itu, ras manusia bisa diperbaiki dengan
meniru cara bagaimana hewan berkualitas baik dihasilkan melalui
perkimpoian hewan yang sehat. Sedangkan hewan cacat dan berpenyakit
dimusnahkan.
Tak lama setelah berkuasa, Hitler menerapkan
teori itu dengan tangan besi. Orang-orang lemah mental, cacat, dan
berpenyakit keturunan dikumpulkan dalam ‘pusat sterilisasi’ khusus.
Karena dianggap parasit yang mengancam kemurnian rakyat Jerman dan
menghambat kemajuan evolusi, maka atas perintah rahasianya, dalam waktu
singkat mereka semua dibabat habis.
Masih dalam eforia
teori evolusi dan eugenetika, Nazi menghimbau muda-mudi berambut
pirang bermata biru yang diyakini mewakili ras murni Jerman biar
berhubungan seks tanpa harus menikah. Pada 1935, Hitler memerintahkan
didirikannya ladang-ladang khusus reproduksi manusia. Di dalamnya
tinggal para wanita muda yang memiliki ras Arya. Para perwira SS
(Schutzstaffel) sering mampir ke sana buat mesum dengan dalih
eugenetika. Para bayi yang lahir kemudian disiapkan menjadi prajurit
masa depan ‘Imperium Jerman’.Menurut Charles Darwin, karena ukuran
tengkorak manusia membesar saat menaiki tangga evolusi, maka di seluruh
Jerman dilakukan pengukuran buat membuktikan tengkorak bangsa Jerman
lebih besar dari ras lain. Mereka yang tak sebesar ukuran resmi,
begitupun yang gigi, mata, dan rambut di luar kriteria evolusionis
langsung dihabisi.
Perang Dunia II dan Kejatuhan
Pada
September 1939, Hitler menyerang Polandia dengan serangan taktik
blitzkrieg (serangan darat, udara secara kilat) mencapai kejayaan yang
mengejutkan musuh dan jenderalnya sendiri. Serangan terhadap Polandia
menyebabkan musuh-musuhnya Inggris dan Perancis menyatakan perang
terhadap Jerman, dengan itu dimulailah Perang Dunia II.
Pada
masa Perang Dunia II, pihak Inggris dipimpin oleh Sir Winston
Churchill yang menggantikan Arthur Neville Chamberlain yang jatuh akibat
skandal serbuan Nazi ke Polandia 1939, Perancis yang dipimpin oleh
Jendral Gamelin yang saat itu ditunjuk sebagai komando tertinggi sekutu
gagal menahan serangan kilat Jerman ke Belgia dan Perancis, Perancis
akhirnya dipimpin oleh Jenderal Charles de Gaulle yang memimpin pasukan
perlawanan Perancis pada masa Pemerintahan Vichy, serta bantuan
Amerika Serikat yang dipimpin Jendral Eisenhower sebagai panglima
mandala di Eropa meskipun sebelumnya Amerika Serikat enggan terlibat
pada perang yang sebelumnya dianggap sebagai perang Eropa itu.
Setelah
lama berperang dan setelah mengalami kekalahan di setiap medan
pertempuran, Hitler menyadari bahwa kekalahan sudah tidak dapat
dielakkan. Awal kekalahan Hitler adalah saat menggempur Kota Kursk Uni
Soviet dengan Operasi Citadel, kekuatan Jerman terdiri dari 800.000
infanteri, 2.700 tank lapis baja, 2.000 pesawat tempur dan dipimpin oleh
Jenderal Erich Von Manstein dan Jenderal Walther Models sedangkan
kekuatan Uni Soviet terdiri dari 1.300.000 infanteri, 3.600 tank, dan
2.400 pesawat tempur. Rencana serangan ini telah diketahui secara detail
oleh intelejen Uni Soviet yang berada di Switzerland. Stalin pun
langsung memerintahkan tentaranya untuk membangun pertahanan kuat di
kawasan Kursk. Di pertempuran inilah banyak sekali tank – tank andalan
Jerman dan Uni Soviet hancur, diantaranya Tank Tiger, Panther, Elefant
(Jerman) dan Tank T-34, SU -152, dan KV -1. Jerman mengalami pukulan
mematikan di Stalingrad serta Serangan pukulan sekutu di Normandia dan
gagal dalam Ardennes Offensive, yaitu serangan balasan yang dilakukan
tentara jerman atau Wehrmacht dan beberapa divisi panzer yang masih
tersisa dipimpin Jenderal Mantauffel pada saat musim salju untuk merebut
kembali Kota Antwerp di Belgia. Serangan ini berlangsung secara
terseok – seok dan berakhir gagal karena kurangnya pasokan logistik dan
bahan bakar untuk Panzer dari Jerman sehingga banyak panzer yang
masih “Fresh from the Oven” seperti tank Tiger dan Panther teronggok
di pinggir jalan karena kehabisan solar.Hitler yang menyadari
kejatuhannya sudah dekat kemudian mengawini wanita simpanannya Eva
Braun, kemudian bunuh diri bersama-sama pada 30 April 1945. Jasadnya
dibakar agar tidak jatuh ke tangan musuh.
4. Vladimir Lenin
Vladimir
Illich Lenin,Nama aslinya adalah Vladimir Ilyich Ulyanov (10 April
(22 April menurut tarikh Kalender Gregorian) 1870 – 21 Januari 1924),
adalah seorang revolusioner komunis Rusia, pemimpin partai Bolshevik,
Perdana Menteri Uni Soviet pertama dan pencipta paham Leninisme.Nama
Lenin sebenarnya adalah sebuah nama samaran dan diambil dari nama
sungai Lena, di Siberia.
Perkembangannya menjadi seorang Revolusioner
Sementara
itu ketika bekerja sebagai seorang pengacara di Saint Petersburg, ia
mulai mengenal karya-karya Karl Marx dan Friedrich Engels. Karena
karya tentang Marxisme dilarang di Rusia, Leninpun ditangkap dan
dipenjara selama setahun. Lalu ia dibuang ke Siberia. Saat di dalam
penjara pun Lenin menunjukkan bakatnya dengan mengalahkan para
penghuni penjara yang lain dalam bermain catur .Pada bulan Juli 1898,
masih di Siberia, Lenin menikahi seorang wanita sosialis bernama
Nadezhda Krupskaya. Pada tahun 1899, ia menulis buku tentang
perkembangan Kapitalisme di Rusia. Pada tahun 1900, ia diperbolehkan
pulang dari Siberia. Lalu ia berkeliling Eropa dan mengunjungi
konferensi-konferensi Marxis.
Pada
tahun 1903 Lenin bertengkar dengan para pengurus Partai
Sosial-Demokrat dan Buruh Rusia mengenai struktur kepartaian. Martov
seorang pengurus menginginkan sebuah struktur yang agak lepas dan otonom
sedangkan Lenin menginginkan struktur yang sentralistik. Lalu partai
ini pecah menjadi dua. Orang-orang Lenin disebut kaum Bolshevik yang
berarti mayoritas dan orang-orang Julius Martov disebut kaum Menshevik
yang berarti minoritas.
Revolusi Rusia
Pada
bulan Februari 1917, berhubung dengan kekalahan besar Rusia di Perang
Dunia I, maka Tsar Nikolas II dipaksa untuk turun takhta. Lalu
dibentuk sebuah kabinet yang dipimpin oleh Alexander Kerensky. Lalu
Lenin pada tanggal 16 April 1917 kembali ke Petrograd, nama kota Saint
Petersburg yang telah di’Rusia’-kan.
Kemudian
Lenin pada bulan Juli mencoba mengadakan pemberontakan kaum buruh.
Tetapi pemberontakan ini gagal, lalu Lenin melarikan diri ke Finlandia.
Pada bulan oktober ia kembali lagi dan berusaha mengadakan Revolusi
Oktober. Pada saat ini ia berhasil, maka pada tanggal 7 November 1917
menurut tarikh Kalender Gregorian atau tanggal 25 Oktober menurut
tarikh Kalender Julian, revolusinya berhasil dan Kerensky terpaksa
melarikan diri.Pada tanggal 30 Agustus 1918, Lenin ditembak oleh Fanya
Kaplan, seorang wanita revolusioner pula, sebanyak tiga kali. Kaplan
menganggap Lenin telah mengkhianati Revolusi Rusia. Lenin bisa selamat
tetapi kesehatannya mulai menurun dan akhirnya ia meninggal dunia pada
tanggal 21 Januari 1924 setelah stroke empat kali.
5. Idi Amin
Jenderal
Idi Amin Dada Oumee (Koboko, Uganda, sekitar tahun 1925–Jeddah, Arab
Saudi, 16 Agustus 2003), yang juga dikenal dengan nama Idi Amin,
adalah pemimpin diktator militer di Uganda yang memerintah pada 25
Januari 1971- 13 April 1979.
Begitu
Idi Amin berkuasa, Uganda menjadi negara yang sangat terkenal di
dunia internasional. Pada bulan Agustus 1972, semua orang Asia
berwarga negara Inggris (60.000 jiwa) diberi waktu sembilan puluh hari
untuk angkat kaki dari Uganda. Tindakan ini bukan karena rasialisme,
tetapi karena ia ingin memberikan “kemerdekaan yang sesungguhnya bagi
rakyat Uganda”. Yang kalang kabut tentu saja Inggris, yang para
pejabatnya buru-buru menghubungi Australia, Selandia Baru, dan
negara-negara persemakmuran Inggris lainnya untuk membicarakan
penampungan, apalagi Kenya dan Tanzania menolak memberikan penampungan
terhadap para pengungsi. Sepuluh hari kemudian ditetapkan aturan
tambahan bahwa orang asing yang sudah menjadi warga negara Uganda
harus pergi dari Uganda. Jumlahnya sekitar 23.000 jiwa. Sudah tentu
warga negara keturunan asing yang lahir di Uganda kebingungan. Jika
mereka pergi, status mereka adalah tanpa negara (stateless). Ditambah
lagi, India, Pakistan, dan Bangladesh (negara asal mereka) menolak
menerima kembali mereka. Ditambah pula dengan kebijakan nasionalisasai
perusahaan-perusahaan milik orang-orang Eropa di Uganda. Idi Amin
memang benar benar “memusingkan banyak orang”.
Akibat
keputusan ini, timbul krisis ekonomi parah di Uganda. Sekitar 90 %
perdagangan dan industrinya dikuasai orang-orang Asia. Orang Uganda
sendiri masih sangat agraris tradisional dan kurang kecakapan, modal,
dan ketrampilan. Sebenarnya, rencana pengusiran orang Asia sudah
direncanakan oleh Milton Obote karena dirasakan terlalu mencengkram
ekonomi Uganda, tetapi masih menargetkan waktu lima tahun, dengan
alasan mempersiapkan orang Uganda.
Pemerintahan Uganda
sedemikian kacaunya sehingga Komisi Hukum Internasional PBB melapor
kepada sekjen PBB saat itu, Kurt Waldheim pada tanggal 7 Juni 1974,
yang isinya: “Uganda adalah negeri tanpa hukum”. Salah satu puncak
krisis adalah minta suakanya Menteri Keuangan Emmanuel Wakheya ke
Inggris karena tidak tahan lagi terhadap keputusan ekonomi yang diambil
oleh pemerintahan rezim militer Idi Amin.
Di awal 1977,
William Johnshon menulis laporan kepada harian Bangkok Post yang
isinya: “Setelah empat tahun berkuasa, Idi Amin telah mengubah
kehidupan Uganda yang buruk. Dulu negeri Uganda pengekspor teh dan
kopi, namun karena sistem administrasi dan transportasi yang buruk,
ratusan karung kopi teronggok di gudang menunggu diekspor, semetara
puluhan ribu ton diselundupkan ke Kenya. Uganda dulunya sebagai salah
satu negeri tersubur di Afrika, kini hasil pertanian begitu langkanya
sampai penduduk kota menanam tebu dan pisang. Sabun, gula, dan gandum
diperlakukan seperti emas saking langkanya. Sementara di pedesaan hasil
panen begitu melimpah, penduduk kota tidak dapat menikmati hasilnya.
Lima tahun lalu beroperasi 298 bus yang dijalankan pemerintah, kini
cuma 11 yang masih jalan.”Pada bulan April 1979, Idi Amin berhasil
digulingkan oleh tentara nasionalis Uganda yang dibantu Tanzania.
Sebelumnya Idi Amin dengan bantuan Libya mencoba menyerang Kagera,
provinsi utara Tanzania.
Idi Amin akhirnya terbang mengungsi
ke Libya yang kemudian meminta suaka ke Jeddah, Arab Saudi serta
menetap di sana. Menurutnya, angka kematian 100.000 sampai 300.000
orang yang dianiya dan dibunuh adalah akibat kesalahan bagian
intelijen. Bahkan Biro Riset Nasional mengancam akan membunuhnya.
Menurut Amin, banyak hal-hal buruk yang disembunyikan ketika dia
berkuasa. Ketika dia tahu keberadaan biro itu, semua sudah terlambat.
Namun,
semasa Amin belum jatuh, David Martin dalam artikelnya di South China
Morning Post membeberkan bagaimana Idi Amin mengetahui sepak terjang
oknum-oknumnya. Ia mengaku tidak ingin jadi Presiden, tentaranyalah
yang memintanya, namun mengenai pengusiran orang Asia dia mengatakan,
“Mereka terlampau berkuasa dan mencemooh kaum kami”.
Idi Amin
mempunyai empat orang istri. Istri pertamanya adalah Sarah atau Mama
Malian yang dinikahinya pada tahun 1958, yang kedua Kay, yang ketiga
Norah, dan yang keempat Medina, yang dinikahinya pada tahun 1971. Pada
awal tahun 1974 ia ceraikan tiga istrinya yang pertama sehingga
tinggal Medina. Pada 1 Agustus 1975, ia menikah dengan Sarah, seorang
pembalap pasukan berani mati Angkatan Darat Uganda. Empat bulan
kemudian, dia menikahi Babirye putri seorang usahawan Uganda. Waktu itu
Idi Amin sudah mempunyai 34 orang anak.Pada tanggal 20 Juli 2003,
menjelang kematiannya di Rumah sakit Raja Faisal di Jeddah, istrinya
memohon kepada Presiden Uganda Yoweri Museveni agar Idi Amin dikuburkan
di negaranya, namun permintaan ini ditolak. Idi Amin meninggal di
Arab Saudi pada tanggal 16 Agustus 2003 dan dimakamkan di Jeddah.
Pada
tanggal 17 Agustus 2003, David Owen mengatakan dalam wawancara oleh
Radio BBC bahwa ketika menjabat sebagai Sekertaris Kementrian Luar
Negeri Inggris (1977-1979), dia memerintahkan agar Idi Amin dibunuh
untuk mengakhiri rezim terorya. Usulnya ditolak, namun alasan Owen
adalah rezim Idi Amin sangatlah buruk, sangat mengerikan bila dia
dibiarkan berkuasa terlalu lama.
6. Benito Mussolini
Benito
Amilcare Andrea Mussolini (29 Juli 1883 – 28 April 1945) adalah
seorang diktator Italia yang menganut Fasis. Ia adalah diktator Italia
pada periode 1922-1943. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri
Italia pada 28 Juli 1943 setelah serangkaian kekalahan Italia di
Afrika. Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun kemudian, ia
dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini mengakhiri sebuah dekade
seperti di Jerman yang dilakukan diktator Adolf Hitler dengan Nazi-nya.
Mussolini
lahir di Predappio, Forlì (Emilia-Romagna). Ayahnya Alessandro
seorang pandai besi dan ibunya Rosa seorang guru sekolah. Seperti
ayahnya, ia menjadi seorang sosialis berat. Tahun 1902 ia beremigrasi
ke Swiss. Karena sulit mencari pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke
Italia. Pada 1908 ia bergabung dengan surat kabar Austria di kota
Trento.
Keluar dari
situ, ia jadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di Class
(Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx
makin besar. Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis tingkat
daerah di Forlì dan kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot.
Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman tahun 1911, ia
dipenjara karena propaganda perdamaiannya. Ini bertentangan dengan
kinerjanya kemudian.
Setelah ditunjuk jadi editor koran
sosialis Avanti, ia pindah ke Milan, tempatnya membangun dirinya
sebagai kekuatan berpangaruh atas para pemimpin buruh sosialis Italia.
Ia percaya, para proletar bisa dibuhul dalam gerakan fascio. Agaknya
inilah cikal bakal gerakan fasis, yang lahir di saat perekonomian
Italia memburuk akibat perang, dan pengangguran merebak di
mana-mana.Pada Maret 1919, fasisme menjadi suatu gerakan politik ketika
ia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang dikenal sebagai baju
hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan preman yang bertindak
sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan mereka seram dan tiap
hari terlibat perkelahian di jalan-jalan.
Setelah gagal pada
Pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya, sehingga mulai
mendapat pengaruh. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen dan
mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah
liberal tak berdaya menghadapinya. Ia membawa “geng”nya, sejumlah besar
kaum fasis yang bertampang sangar, untuk melakukan Berbaris ke
Roma.Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja
Vittorio Emanuele III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu
diberi posisi sang Pemimpin. Pada Oktober 1922, Raja memintanya
membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan
fasis.
Gebrakan pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah
menyerang Ethiopia dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert
Darwin, “Ethiopia bangsa kelas rendah, karena termasuk kulit hitam.
Jika diperintah oleh ras unggul seperti Italia, itu sudah merupakan
akibat alamiah dari evolusi.” Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa
berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu
bangsa yang ditakuti sepak terjangnya.
Yang meresahkan,
ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, kontan dunia tersentak.
Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat
aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman
pada 1940. Namun, pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan Italia
sendiri diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat pada
1943. Pada saat itu Mussolini telah diturunkan dari takhtanya dan
ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan mengembalikannya
berkuasa di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian.
Ketika akhirnya Italia dikalahkan, ia ditembak oleh musuh Italianya
dan mayatnya digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan.
7. Pol Pot
Saloth
Sar (19 Mei 1925 – 15 April 1998), lebih dikenal sebagai Pol Pot,
adalah pemimpin Khmer Merah dan Perdana Menteri Kamboja dari 1976 hingga
1979. Pemerintahannya banyak disalahkan untuk kematian sekitar dua
juta warga Kamboja, meski perkiraan jumlahnya beragam.
Pada
awal 1976 pihak Khmer Merah menahan Sihanouk dalam tahanan rumah.
Pemerintah yang ada saat itu segera diganti dan Pangeran Sihanouk
dilepas dari jabatannya sebagai kepala negara. Kamboja menjadi sebuah
republik komunis dengan nama “Kamboja Demokratis” (Democratic
Kampuchea) dan Khieu Samphan menjadi presiden pertama.Pada 13 Mei 1976
Pol Pot dilantik sebagai Perdana Menteri Kamboja dan mulai menerapkan
perubahan sosialis terhadap negara tersebut. Pengeboman yang dilakukan
pihak AS telah mengakibatkan wilayah pedesaan ditinggalkan dan
kota-kota sesak diisi rakyat (Populasi Phnom Penh bertambah sekitar 1
juta jiwa dibandingkan dengan sebelum 1976).
Saat
Khmer Merah mendapatkan kekuasaan, mereka mengevakuasi rakyat dari
perkotaan ke pedesaan di mana mereka dipaksa hidup dalam ladang-ladang
yang ditinggali bersama. Rezim Pol Pot sangat kritis terhadap oposisi
maupun kritik politik; ribuan politikus dan pejabat dibunuh, dan Phnom
Penh pun ikut berubah menjadi kota hantu yang penduduknya banyak yang
meninggal akibat kelaparan, penyakit atau eksekusi. Ranjau-ranjau
darat (oleh Pol Pot mereka disebut sebagai “tentara yang sempurna”)
disebarkan secara luas ke seluruh wilayah pedesaan.
Pada
akhir 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pasukan Kamboja dikalahkan
dengan mudah, dan Pol Pot lari ke perbatasan Thailand. Pada Januari
1979, Vietnam membentuk pemerintah boneka di bawah Heng Samrin, yang
terdiri dari anggota Khmer Merah yang sebelumnya melarikan diri ke
Vietnam untuk menghindari penmbasmian yang terjadi sebelumnya pada 1954.
Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah timur yang pindah ke
pihak Vietnam karena takut dituduh berkolaborasi. Pol Pot berhasil
mempertahankan jumlah pengikut yang cukup untuk tetap bertempur di
wilayah-wilayah yang kecil di sebelah barat Kamboja. Pada saat itu,
Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Pol Pot, menyerang, dan menyebabkan
Perang Tiongkok-Vietnam yang tidak berlangsung lama.Pol Pot, musuh Uni
Soviet, juga memperoleh dukungan dari Thailand dan AS. AS dan
Tiongkok memveto alokasi perwakilan Kamboja di Sidang Umum PBB yang
berasal dari pemerintahan Heng Samrin. AS secara langsung dan tidak
langsung mendukung Pol Pot dengan menyalurkan bantuan dana yang
dikumpulkan untuk Khmer Merah.
Jumlah korban jiwa dari
perang saudara, konsolidasi kekuasaan Pol Pot dan invasi Vietnam masih
dipertentangkan. Sumber-sumber yang dapat dipercaya dari pihak Barat
[1] menyebut angka 1,6 juta jiwa, sedangkan sebuah sumber yang
spesifik, seperti jumlah tiga juta korban jiwa antara 1975 dan 1979,
diberikan oleh rezim Phnom Penh yang didukung Vietnam, PRK. Bapa
Ponchaud memberikan perkiraan sebesar 2,3 juta—meski jumlah ini
termasuk ratusan ribu korban sebelum pengambil alihan yang dilakukan
Partai Komunis. Amnesty International menyebut 1,4 juta; sedngkan
Departemen Negara AS, 1,2 juta. Khieu Samphan dan Pol Pot sendiri,
masing-masing menyebut 1 juta dan 800.000.
Pasca pemerintahan Partai Komunis
Pol
Pot mundur dari jabatannya pada 1985, namun bertahan sebagai pemimpin
de facto Partai Komunis dan kekuatan yang dominan di dalamnya.Pada
1989, Vietnam mundur dari Kamboja. Pol Pot menolak proses perdamaian,
dan tetap berperang melawan pemerintah koalisi yang baru. Khmer Merah
bertahan melawan pasukan pemerintah hingga 1996, saat banyak pasukannya
yang telah kehilangan moral mulai meninggalkannya. Beberapa pejabat
Khmer Merah yang penting juga berpindah pihak.
Pol
Pot memerintahkan eksekusi terhadap rekan dekatnya Son Sen dan
sebelas anggota keluarganya pada 10 Juni 1997 karena mencoba mengadakan
persetujuan dengan pemerintah (kabar tentang ini tidak diketahui di
luar Kamboja selama tiga hari). Pol Pot lalu melarikan diri namun
berhasil ditangkap Kepala Militer Khmer Merah, Ta Mok dan dijadikan
tahanan rumah seumur hidup. Pada April 1998, Ta Mok lari ke daerah
hutan sambil membawa Pol Pot setelah sebuah serangan pemerintah yang
baru. Beberapa hari kemudian, pada 15 April 1998, Pol Pot meninggal –
kabarnya akibat serangan jantung. Jasadnya kemudian dibakar di wilayah
pedesaan, disaksikan oleh beberapa anggota eks-Khmer Merah.
8. Augusto Pinochet
Augusto
José Ramón Pinochet Ugarte (Valparaíso, 25 November 1915–Providencia,
10 Desember 2006) adalah seorang jenderal dan diktator Chili. Ia
adalah kepala junta militer yang berkuasa di Chili pada periode 1973 –
1990. Ia meraih kekuasaan dengan cara kudeta sesaat setelah pemilu
demokratis yang memilih Presiden Salvador Allende yang sosialis. Ia
tampil sebagai presiden Republik pada 1974 – 1990 (dari 1981 hingga
terbentuknya sebuah Konstitusi 1980) yang baru.Sekitar 3.000 orang
Chili terbunuh selama masa pemerintahannya. Pinochet memperkenalkan
banyak kebijakan pasar bebas neoliberal.
Melalui Operasi
Jakarta, presiden AS, Richard Nixon menggunakan CIA untuk membantu
junta militer Chili dalam mengkudeta Presiden Salvador Allende dan
menaikan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Chile, Augusto Pinochet
Agurte. Sejak 1974-1990, tidak kurang dari 2025 kasus pelanggaran HAM
dilakukan oleh rezim Pinochet melalui dinas rahasianya DINA (semacam
Kopkamtib-nya Chile) telah terjadi. 1068 berupa kasus pembunuhan dan 957
kasus orang hilang.Kudeta yang dilakukan Pinochet terhadap Allende,
bila dicermati amat mirip dengan yang diduga dilakukan Soeharto
terhadap Soekarno yaitu setidaknya antara lain pada :
- Beredarnya dokumen yang meresahkan tentang perencanaan pembunuhan beberapa jenderal dan komandan-komandan militer. Hal itu selain terjadi di Chile (dokumen rencana ‘Z’) juga Indonesia (Beredarnya daftar pejabat AD yang akan dibunuh dikalangan tokoh-tokoh buruh, politisi dan elit militer Chili).
- Disebarnya isu yang menimbulkan keresahan dan ketidakstabilan poltitik dalam negeri. Di Chile masyarakat terutama serikat buruh militan dan jenderal-jenderal konservatif mendapat kiriman kartu-kartu kecil di mana tercetak kata-kata “Jakarta Se Acerca” (Jakarta Sudah Mendekat).
- Diduga sangat kuat kedua kudeta tersebut sama-sama di dukung CIA.
Pada
1990 ia kehilangan kekuasaan, namun ia menjadikan dirinya senator
seumur hidup, untuk mencegah agar ia tak ditangkap. Ia dipaksa
meninggalkan kedudukan senator pada 2002, namun sekali lagi ia tak
ditangkap, saat itu dikatakan ia menderita dementia. Pada Mei 2004 hakim
berkata itu tidak benar. Pada 13 Desember ia ditempatkan dalam
tahanan rumah.Ia meninggal dunia pada 10 Desember 2006 seminggu
setelah terkena serangan jantung.
9. Soeharto
Jend.
Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto, (ER, EYD: Suharto) (lahir di
Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – wafat di Jakarta, 27
Januari 2008 dalam umur 86 tahun[1]) adalah Presiden Indonesia yang
kedua, menggantikan Soekarno, dari 1967 sampai 1998.Sebelum menjadi
presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang
dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30
September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang
bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini
menewaskan lebih dari 500.000 jiwa.
Soeharto kemudian
mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden
pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978,
1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir
setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul
terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh
ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam
jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.
Naik ke kekuasaan
Pada
pagi hari 1 Oktober 1965, beberapa pasukan pengawal Kepresidenan,
Tjakrabirawa di bawah Letnan Kolonel Untung Syamsuri bersama pasukan
lain menculik dan membunuh enam orang jendral. Pada peristiwa itu
Jendral A.H. Nasution yang menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang
Hankam dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata berhasil lolos. Satu yang
terselamatkan, yang tidak menjadi target dari percobaan kudeta adalah
Mayor Jendral Soeharto, meski menjadi sebuah pertanyaan apakah Soeharto
ini terlibat atau tidak dalam peristiwa yang dikenal sebagai G-30-S
itu. Beberapa sumber mengatakan, Pasukan Tjakrabirawa yang terlibat itu
menyatakan bahwa mereka mencoba menghentikan kudeta militer yang
didukung oleh CIA yang direncanakan untuk menyingkirkan Presiden
Soekarno dari kekuasaan pada “Hari ABRI”, 5 Oktober 1965 oleh badan
militer yang lebih dikenal sebagai Dewan Jenderal.
Peristiwa
ini segera ditanggapi oleh Mayjen Soeharto untuk segera mengamankan
Jakarta, menurut versi resmi sejarah pada masa Orde Baru, terutama
setelah mendapatkan kabar bahwa Letjen Ahmad Yani, Menteri / Panglima
Angkatan Darat tidak diketahui keberadaannya. Hal ini sebenarnya
berdasarkan kebiasaan yang berlaku di Angkatan Darat bahwa bila
Panglima Angkatan Darat berhalangan hadir, maka Panglima Kostrad yang
menjalankan tugasnya. Tindakan ini diperkuat dengan turunnya Surat
Perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari
Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat kepada
Soeharto untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban. Langkah yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan
Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat ditentang Presiden
Soekarno, penangkapan sejumlah menteri yang diduga terlibat G-30-S
(Gerakan 30 September). Tindakan ini menurut pengamat internasional
dikatakan sebagai langkah menyingkirkan Angkatan Bersenjata Indonesia
yang pro-Soekarno dan pro-Komunis yang justru dialamatkan kepada
Angkatan Udara Republik Indonesia di mana jajaran pimpinannya khususnya
Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Omar Dhani yang dinilai pro
Soekarno dan Komunis, dan akhirnya memaksa Soekarno untuk menyerahkan
kekuasaan eksekutif. Tindakan pembersihan dari unsur-unsur komunis (PKI)
membawa tindakan penghukuman mati anggota Partai Komunis di Indonesia
yang menyebabkan pembunuhan sistematis sekitar 500 ribu “tersangka
komunis”, kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas
Tionghoa Indonesia. Soeharto dikatakan menerima dukungan CIA dalam
penumpasan komunis. Diplomat Amerika 25 tahun kemudian mengungkapkan
bahwa mereka telah menulis daftar “operasi komunis” Indonesia dan telah
menyerahkan sebanyak 5.000 nama kepada militer Indonesia. Been Huang,
bekas anggota kedutaan politik AS di Jakarta mengatakan di 1990 bahwa:
“Itu merupakan suatu pertolongan besar bagi Angkatan Bersenjata.
Mereka mungkin membunuh banyak orang, dan saya kemungkinan memiliki
banyak darah di tangan saya, tetapi tidak seburuk itu. Ada saatnya di
mana anda harus memukul keras pada saat yang tepat.” Howard
Fenderspiel, ahli Indonesia di State Department’s Bureau of
Intelligence and Research di 1965: “Tidak ada yang peduli, selama
mereka adalah komunis, bahwa mereka dibantai. Tidak ada yang bekerja
tentangnya.”1 Dia mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia dalam rangka
membebaskan sumber daya di militer.
Jendral Soeharto
akhirnya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia setelah
pertanggungjawaban Presiden Soekarno (NAWAKSARA) ditolak MPRS pada
tahun 1967, kemudian mendirikan apa yang disebut Orde Baru.Beberapa
pengamat politik baik dalam negeri maupun luar negeri mengatakan bahwa
Soeharto membersihkan parlemen dari komunis, menyingkirkan serikat
buruh dan meningkatkan sensor. Dia juga memutuskan hubungan diplomatik
dengan Republik Rakyat Cina dan menjalin hubungan dengan negara barat
dan PBB. Dia menjadi penentu dalam semua keputusan politik.
Jendral
Soeharto dikatakan meningkatkan dana militer dan mendirikan dua badan
intelijen – Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan
Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin). Sekitar 2 juta orang
dieksekusi dalam pembersihan massal dan lebih dari 200.000 ditangkap
hanya karena dicurigai terlibat dalam kudeta. Banyak komunis,
tersangka komunis dan yang disebut “musuh negara” dihukum mati
(meskipun beberapa hukuman ditunda sampai 1990).
Diduga
bahwa daftar tersangka komunis diberikan ke tangan Soeharto oleh CIA.
Sebagai tambahan, CIA melacak nama dalam daftar ini ketika rezim
Soeharto mulai mencari mereka. Dukungan yang tidak dibicarakan ini
dari Pemerintah Amerika Serikat untuk rezim Soeharto tetap diam sampai
invasi Timor Timur, dan terus berlangsung sampai akhir 1990-an. Karena
kekayaan sumber daya alamnya dan populasi konsumen yang besar,
Indonesia dihargai sebagai rekan dagang Amerika Serikat dan begitu
juga pengiriman senjata tetapi dipertahankan ke rezim Soeharto. Ketika
Soeharto mengumjungi Washington pada 1995 pejabat administratif
Clinton dikutip di New York Times mengatakan bahwa Soeharto adalah
“orang seperti kita” atau “orang golongan kita”.
Pada 12
Maret 1967 Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden Indonesia oleh
MPR Sementara. Setahun kemudian, pada 27 Maret 1968 dia resmi diangkat
sebagai Presiden untuk masa jabatan lima tahun yang pertama. Dia
secara langsung menunjuk 20% anggota MPR. Partai Golkar menjadi partai
favorit dan satu-satunya yang diterima oleh pejabat pemerintah.
Indonesia juga menjadi salah satu pendiri ASEAN.
Ekonomi
Indonesia benar-benar amburadul di pertengahan 1960-an. Soeharto pun
kemudian meminta nasehat dari tim ekonom hasil didikan Barat yang
banyak dikenal sebagai “mafia Berkeley”. Tujuan jangka pendek
pemerintahan baru ini adalah mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai
rupiah, memperoleh hutang luar negeri, serta mendorong masuknya
investasi asing. Dan untuk satu hal ini, kesuksesan mereka tidak bisa
dipungkiri. Peran Sudjono Humardani sebagai asisten finansial besar
artinya dalam pencapaian ini.Di bidang sosial politik, Soeharto
menyerahkannya kepada Ali Murtopo sebagai asisten untuk masalah-masalah
politik. Menghilangkan oposisi dengan melemahkan kekuatan partai
politik dilakukan melalui fusi dalam sistem kepartaian.
Puncak Orde Baru
Pada
masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan
ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Dia mengangkat
banyak teknokrat dan ahli ekonomi yang sebelumnya bertentangan dengan
Presiden Soekarno yang cenderung bersifat sosialis.
Teknokrat-teknokrat yang umumnya berpendidikan barat dan liberal
(Amerika Serikat) diangkat adalah lulusan Berkeley sehingga mereka
lebih dikenal di dalam klik ekonomi sebagai Mafia Berkeley di kalangan
Ekonomi, Industri dan Keuangan Indonesia. Pada masanya, Indonesia
mendapatkan bantuan ekonomi dan keuangan dari negara-negara donor
(negara-negara maju) yang tergabung dalan IGGI yang diseponsori oleh
pemerintah Belanda. Namun pada tahun 1992, IGGI dihentikan oleh
pemerintah Indonesia karena dianggap turut campur dalam urusan dalam
negeri Indonesia, khususnya dalam kasus Timor Timur pasca Insiden Dili.
Peran IGGI ini digantikan oleh lembaga donor CGI yang disponsori
Perancis. Selain itu, Indonesia mendapat bantuan dari lembaga
internasional lainnya yang berada dibawah PBB seperti UNICEF, UNESCO
dan WHO. Namun sayangnya, kegagalan manajemen ekonomi yang bertumpu
dalam sistem trickle down effect (menetes ke bawah) yang mementingkan
pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada segelintir kalangan serta
buruknya manajemen ekonomi perdagangan industri dan keuangan (EKUIN)
pemerintah, membuat Indonesia akhirnya bergantung pada donor
Internasional terutama paska Krisis 1997. Dalam bidang ekonomi juga,
tercatat Indonesia mengalami swasembada beras pada tahun 1984. Namun
prestasi itu ternyata tidak dapat dipertahankan pada tahun-tahun
berikutnya. Kemudian kemajuan ekonomi Indonesia saat itu dianggap
sangat signifikan sehingga Indonesia sempat dimasukkan dalam negara
yang mendekati negara-negara Industri Baru bersama dengan Malaysia,
Filipina dan Thailand, selain Singapura, Taiwan dan Korea Selatan.
Di
bidang politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan partai-partai
politik sehingga pada masa itu dikenal tiga partai politik yakni Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan Partai
Demokrasi Indonesia (PDI) dalam upayanya menyederhanakan kehidupan
berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik masa presiden
Soekarno yang menggunakan sistem multipartai yang berakibat pada jatuh
bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya pembangunan.
Kemudian dikeluarkannnya UU Politik dan Asas tunggal Pancasila yang
mewarnai kehidupan politik saat itu. Namun dalam perjalanannya,
terjadi ketimpangan dalam kehidupan politik di mana muncullah istilah
“mayoritas tunggal” di mana GOLKAR dijadikan partai utama dan
mengebirikan dua parpol lainnya dalam setiap penyelenggaraan PEMILU.
Berbagai ketidakpuasan muncul, namun dapat diredam oleh sistem pada
masa itu.
Seiring dengan naiknya taraf pendidikan pada masa
pemerintahannya karena pertumbuhan ekonomi, muncullah berbagai kritik
dan ketidakpuasan atas ketimpangan ketimpangan dalam pembangunan.
Kesenjangan ekonomi, sosial dan politik memunculkan kalangan yang tidak
puas dan menuntut perbaikan. Kemudian pada masa pemerintahannya,
tercatat muncul peristiwa kekerasan di masyarakat yang umumnya sarat
kepentingan politik, selain memang karena ketidakpuasan dari
masyarakat.
Beberapa catatan atas tindakan represif Orde Baru
Presiden
Soeharto dinilai memulai penekanan terhadap suku Tionghoa, melarang
penggunaan tulisan Tionghoa tertulis di berbagai material tertulis, dan
menutup organisasi Tionghoa karena tuduhan simpati mereka terhadap
komunis. Walaupun begitu, Soeharto terlibat persahabatan yang akrab
dengan Lee Kuan Yew yang pernah manjadi Perdana Menteri Singapura yang
beretnis Tionghoa.
Pada 1970 Soeharto melarang protes pelajar
setelah demonstrasi yang meluas melawan korupsi. Sebuah komisi
menemukan bahwa korupsi sangat umum. Soeharto menyetujui hanya dua
kasus dan kemudian menutup komisi tersebut. Korupsi kemudian menjadi
sebuah endemik.Dia memerintah melalui kontrol militer dan penyensoran
media. Dia menguasai finansial dengan memberikan transaksi mudah dan
monopoli kepada saudara-saudaranya, termasuk enam anaknya. Dia juga
terus memainkan faksi berlainan di militer melawan satu sama lain,
dimulai dengan mendukung kelompok nasionalis dan kemudian mendukung
unsur Islam.
Pada 1973 dia memenangkan jangka lima-tahun
berikutnya melalui pemilihan “electoral college”. dan juga terpilih
kembali pada 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Soeharto mengubah UU
Pemilu dengan mengizinkan hanya tiga partai yang boleh mengikuti
pemilihan, termasuk partainya sendiri, Golkar. Oleh karena itu semua
partai Islam yang ada diharuskan bergabung menjadi Partai Persatuan
Pembangunan, sementara partai-partai non-Islam (ka****k dan Protestan)
serta partai-partai nasionalis digabungkan menjadi Partai Demokrasi
Indonesia.
Pada 1975, dengan persetujuan bahkan permintaan
Amerika Serikat dan Australia, ia memerintahkan pasukan Indonesia untuk
memasuki bekas koloni Portugal Timor Timur setelah Portugal mundur
dan gerakan Fretilin memegang kuasa yang menimbulkan kekacauan di
masyarakat Timor Timur Sendiri, serta kekhawatiran Amerika Serikat atas
tidakan Fretilin yang menurutnya mengundang campur tangan Uni Soviet.
Kemudian pemerintahan pro integrasi dipasang oleh Indonesia meminta
wilayah tersebut berintegrasi dengan Indonesia. Pada 15 Juli 1976 Timor
Timur menjadi provinsi Timor Timur sampai wilayah tersebut dialihkan
ke administrasi PBB pada 1999.Korupsi menjadi beban berat pada
1980-an. Pada 5 Mei 1980 sebuah kelompok yang kemudian lebih dikenal
dengan nama Petisi 50 menuntut kebebasan politik yang lebih besar.
Kelompok ini terdiri dari anggota militer, politisi, akademik, dan
mahasiswa. Media Indonesia menekan beritanya dan pemerintah mecekal
penandatangannya. Setelah pada 1984 kelompok ini menuduh bahwa Soeharto
menciptakan negara satu partai, beberapa pemimpinnya
dipenjarakan.Catatan hak asasi manusia Soeharto juga semakin memburuk
dari tahun ke tahun. Pada 1993 Komisi HAM PBB membuat resolusi yang
mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap pelanggaran hak-hak
asasi manusia di Indonesia dan di Timor Timur. Presiden AS Bill Clinton
mendukungnya.
Pada 1996 Soeharto berusaha menyingkirkan
Megawati Soekarnoputri dari kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia
(PDI), salah satu dari tiga partai resmi. Di bulan Juni, pendukung
Megawati menduduki markas besar partai tersebut. Setelah pasukan
keamanan menahan mereka, kerusuhan pecah di Jakarta pada tanggal 27
Juli 1996 (peristiwa Sabtu Kelabu) yang dikenal sebagai “Peristiwa
Kudatuli” (Kerusuhan Dua Tujuh Juli).
Soeharto turun takhta
Pada
1997, menurut Bank Dunia, 20 sampai 30% dari dana pengembangan
Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. Krisis finansial
Asia di tahun yang sama tidak membawa hal bagus bagi pemerintahan
Presiden Soeharto ketika ia dipaksa untuk meminta pinjaman, yang juga
berarti pemeriksaan menyeluruh dan mendetail dari IMF.
Mekipun
sempat menyatakan untuk tidak dicalonkan kembali sebagai Presiden
pada periode 1998-2003, terutama pada acara Golongan Karya, Soeharto
tetap memastikan ia terpilih kembali oleh parlemen untuk ketujuh
kalinya di Maret 1998. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan,
tekanan politik dan militer, serta berpuncak pada pendudukan gedung
DPR/MPR RI, Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 untuk
menghindari perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia.
Pemerintahan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J.
Habibie.Dalam pemerintahannya yang berlangsung selama 32 tahun lamanya,
telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan termasuk korupsi dan
pelanggaran HAM. Hal ini merupakan salah satu faktor berakhirnya era
Soeharto.
Kasus dugaan korupsi
Soeharto
memiliki dan mengetuai tujuh buah yayasan, yaitu Yayasan Dana
Sejahtera Mandiri, Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial
(Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Yayasan Amal
Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan,
Yayasan Trikora. Pada 1995, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden
Nomor 90 Tahun 1995. Keppres ini menghimbau para pengusaha untuk
menyumbang 2 persen dari keuntungannya untuk Yayasan Dana Mandiri.
Hasil
penyidikan kasus tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal
2.000-an halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi fakta
dan 9 saksi ahli, berikut ratusan dokumen otentik hasil penyitaan dua
tim yang pernah dibentuk Kejaksaan Agung, sejak tahun 1999.Menurut
Transparency International, Soeharto menggelapkan uang dengan jumlah
terbanyak dibandingkan pemimpin dunia lain dalam sejarah dengan
perkiraan 15–35 miliar dolar A.S. selama 32 tahun masa pemerintahannya.
Pada
12 Mei 2006, bertepatan dengan peringatan sewindu Tragedi Trisakti,
Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya
telah mengeluarkan Surat Keputusan Penghentian Penuntutan (SKPP)
perkara mantan Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan penuntutan
dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto pada tujuh yayasan yang
dipimpinnya dengan alasan kondisi fisik dan mental terdakwa yang tidak
layak diajukan ke persidangan. SKPP itu dikeluarkan Kejaksaan Negeri
Jakarta Selatan pada 11 Mei 2006, namun SKPP ini lalu dinyatakan tidak
sah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 12 Juni 2006.
10. George Walker Bush
George
Walker Bush (lahir di New Haven, Connecticut, 6 Juli 1946; umur 62
tahun) adalah Presiden Amerika Serikat ke-43 yang saat ini sedang
menjabat. Ia dilantik 20 Januari 2001 setelah terpilih lewat pemilu
presiden tahun 2000 dan terpilih kembali pada pemilu presiden tahun
2004. Jabatan kepresidenan kedua kalinya akan berakhir pada 20 Januari
2009. Sebelumnya, ia adalah Gubernur Texas ke-46 (1995-2000). Jabatan
ini ditinggalkan sesaat setelah dirinya terpilih sebagai presiden.
Dalam
sejarahnya, Keluarga Bush adalah bagian dari Partai Republik dan
politik Amerika. Bush adalah anak tertua mantan Presiden Amerika Serikat
George H. W. Bush. Ibunya adalah Barbara Bush. Kakeknya, Prescott
Bush adalah mantan Senator Amerika Serikat dari Connecticut. Sedang,
adiknya, Jeb Bush adalah mantan Gubernur Florida. Menyusul Serangan 11
September 2001, Bush mengumumkan Perang melawan terorisme secara
menyeluruh. Sepanjang Oktober 2001, dia memerintahkan invasi ke
Afganistan untuk melumpuhkan kekuatan Taliban dan al-Qaeda.Pada Maret
2003, Bush memerintahkan penyeranganan ke Irak dengan alasan bahwa Irak
telah melanggar Resolusi PBB no. 1441 mengenai senjata pemusnah
massal dan karenanya harus dilucuti dengan kekerasan.Setelah
digulingkannya rezim Saddam Hussein, Bush bertekad memimpin AS untuk
menegakkan demokrasi di Timur tengah, yang dimulai dengan Afganistan
dan Irak.Namun hingga kini situasi di Irak semakin tidak stabil karena
pertikaian yang berkepanjangan antara kelompok Sunni, yang di masa
Saddam Hussein praktis berkuasa atas kelompok mayoritas Syi’ah, yang
kini ganti berkuasa.
Bush pertama-tama dipilih pada tahun
2000, dan menjadi presiden keempat dalam sejarah AS yang dipilih tanpa
memenangkan suara rakyat setelah 1824, 1876, dan 1888. Bush yang
menggambarkan dirinya sebagai “presiden perang”,terpilih kembali pada
2004setelah kampanye pemilihan yang sengit dan panas. Dalam kampanye
ini, keputusannya untuk mengadakan Perang melawan Terorisme dan Perang
Irak dijadikan isu sentral. Bush menjadi kandidat pertama yang
memperoleh kemenangan mayoritas suara rakyat sejak ayahnya menang 16
tahun sebelumnya.Dalam tiga pemilihan umum sebelumnya, penampilan
kandidat partai ketiga yang hebat telah menghalangi pemenang suara
rakyat, Gore dan Clinton, untuk memperoleh suara mayoritas rakyat.
Presiden AS
Bush
merupakan orang kedua menjadi presiden yang mengikuti jejak ayahnya
George H. W. Bush, Presiden Amerika Serikat yang ke-41, setelah John
Adams, Presiden kedua, dan John Quincy Adams, yang keenam, merupakan
bapak dan anak. Terdapat juga pasangan kakek dan cucu, William Henry
Harrison dan Benjamin Harrison.
Masa jabatan pertama
Masa
jabatannya sebagai presiden didominasi “perang melawan terorisme”,
yang mencuat setelah terjadinya Peristiwa 9/11 (serangan terhadap WTC).
Serangan tersebut dijadikannya alasan untuk memerintahkan invasi
terhadap Afganistan pada tahun 2001 untuk membebaskan Afganistan dari
rezim Taliban dan Irak pada tahun 2003 untuk menjatuhkan pemerintah
Saddam Hussein. Bush menyatakan kemenangan AS dalam invasi Irak pada 1
Mei 2003, namun hingga kini (Agustus 2006) konflik di Irak masih belum
berakhir akibat serangan-serangan dari para pemberon
Masa jabatan kedua
Meskipun
banyak pihak yang menentang kedua peristiwa tersebut (khususnya dari
luar AS), ia memenangkan Pemilu Presiden Amerika 2004 dengan selisih
3% dengan saingan utamanya John Kerry. Masa jabatan keduanya masih
dipenuhi masalah di Irak, karena korban dari pasukan AS terus
berjatuhan, mencapai lebih dari 2.500 orang hingga 3 Agustus 2006.
Peristiwa
penting lain pada masa jabatan kedua ini adalah Badai Katrina pada
Agustus 2005. Bush dianggap lambat dalam menangani peristiwa ini, yang
memakan korban ribuan jiwa. Kejadian ini juga memperlihatkan jurang
ekonomi yang jelas antara kaum kulit putih dan kulit hitam di Amerika.
Dalam acara penandatanganan peraturan bioetik alternatif yang dihadiri
18 keluarga dengan 20-an batita yang lahir dari embrio sumbangan sisa
dari prosedur fertilisasi in vitro, untuk pertama kalinya ia
menggunakan hak vetonya untuk menghalangi RUU bagi pengembangan riset
sel induk embrionik.Pada saat ini jabatan Kepala Staf Gedung Putih
dipegang oleh Joshua B. Bolten dan Wakil Kepala Stafnya dijabat oleh
Karl Rove.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar